Bulu – PT Semen Indonesia
membantah adanya informasi bahwa pembangunan pabrik semen di tengah
hutan, turut tanah desa Kadiwono Kec. Bulu dihentikan sementara, karena
masih terjadi pro dan kontra.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto mengungkapkan
tulisan berjalan atau running text di sebuah stasiun TV swasta tersebut
tidak benar. Menurutnya pembangunan pabrik semen tetap berjalan. Bahkan
pihaknya belum mengetahui wacana penghentian sementara. Kalau sekarang
muncul kelompok warga menyatakan setuju maupun menolak, adalah hal
wajar.
PT Semen Indonesia tidak bosan bosannya mendekati masyarakat yang
berseberangan, menyampaikan penjelasan dengan cara cara persuasif. Ia
mencontohkan kekhawatiran penurunan sumber air, sejak awal sudah
menggandeng tim ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM), untuk memetakan
seluruh sumberan dan sungai bawah tanah. Selama beroperasi di Tuban Jawa
Timur, Agung menyatakan tidak sampai menimbulkan debet air menurun
drastis. Lokasi tambang dengan sumber air, sesuai aturan minimal
berjarak 200 meter. Namun diupayakan lebih jauh, bahkan mencapai
setengah kilo meter.
Kemudian polusi debu, ada alat canggih yang siap dipasang. Khusus
ancaman kerusakan lingkungan, penambangan menerapkan sistem pro
lingkungan dan wajib menghijaukan bekas lahan, setelah selesai.
Agung Wiharto juga menyinggung dana sosial masyarakat CSR, terutama
daerah ring I sekitar pabrik semen di Kab. Rembang. Pria asli Purwodadi
ini mengakui sementara disuplai dari pabrik di Tuban Jawa Timur. Kelak
kalau sudah beroperasi, pabrik semen Rembang akan mampu memproduksi 3
juta ton per tahun atau setara dengan Rp 3 triliun. Baru mempunyai dana
CSR yang dikelola sendiri, untuk membantu warga.
Sementara itu, warga desa Tegaldowo Kec. Gunem. Sunardi mengklaim
kubu penolak pabrik semen tetap kompak, siaga di bawah tenda, dekat
akses jalan masuk menuju tapak pabrik. Ia membenarkan sering ada
penyusup masuk, bermaksud menggerus kekuatan kelompoknya. Beruntung
dengan memberikan suntikan semangat dan sering saling ketemu, mereka
terlihat tidak mudah menyerah.
Menurutnya kubu penolak belum berencana menggelar aksi lebih besar lagi, seperti istighozah, beberapa waktu lalu.
Sambil melihat perkembangan, Sunardi lagi lagi mengingatkan bahwa perjuangan warga penolak, hanya ingin menjaga kondisi lingkungan tetap utuh.
Sambil melihat perkembangan, Sunardi lagi lagi mengingatkan bahwa perjuangan warga penolak, hanya ingin menjaga kondisi lingkungan tetap utuh.
Sumber: R2B
Post a Comment