Rembang
– Tidak hanya penjual bendera, menjelang peringatan HUT Kemerdekaan
Republik Indonesia yang ke 69, hal itu juga menjadi berkah tersendiri
bagi penjual bambu. Omset penjualan mereka melambung tinggi.
Lamindar (60 tahun), warga desa Kabongan Kidul Rembang misalnya. Ia
yang menjual bambu di sebelah barat makam Notoprajan Rembang itu
menganggap momentum Hari Jadi Rembang setiap tanggal 27 Juli, kemudian
dirangkai HUT Kemerdekaan RI, termasuk waktu yang paling ditunggu
tunggu. Pasalnya cukup banyak warga membeli bambu, untuk bahan
mendirikan bendera maupun umbul umbul.
Lamindar mengakui penjualan bambu meningkat 50 %, dibandingkan dengan
hari hari biasa. Paling banyak yang dicari adalah bambu ukuran kecil,
karena untuk umbul umbul. Meski meningkat, namun perayaan Hari Jadi dan
Agustusan sekarang tidak lagi semeriah seperti era tahun 90 an atau 2000
an.
Lamindar menimpali bambu ukuran besar berasal dari desa Babadan dan
Pengkol Kec. Kaliori, sedangkan bambu spesialis umbul umbul, didatangkan
khusus dari daerah Sale dan Sedan. Bambu memiliki keunggulan lebih kuat
tahan lama. Hanya saja kalau bertahun tahun tidak laku, terkena panas
dan hujan, bambu akan menyusut. Daripada dibuang, biasanya berubah
fungsi menjadi bahan kayu bakar.
Dari bambu, Lamindar bisa mengukur kadar nasionalisme masyarakat,
untuk mengingat kembali kisah perjuangan para pahlawan dalam merebut
kemerdekaan. Ketika gaung terus menurun dari tahun ke tahun, apakah
karena rasa nasionalisme warga kian berkurang, pria yang juga menjaga
makam notoprajan ini menganggap ada benarnya.
Sumber : R2B
Post a Comment